Kamis, 24 Maret 2016

Kepemimpinan Rumah sakit

KEPEMIMPINAN RUMAH SAKIT
OLEH :
KELOMPOK 3
Muh.Arsyad              (70200113097)
Irvan Jaya                  (702001130)
Abdul Rahman                      (702001130)
Diah Rismayani                     (702001130)
Zakiyah Ramdlani                (702001130)
Windy Angraeni                    (702001130)











KEPEMIMPINAN RUMAH SAKIT
Rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang besar, untuk menjalankan kepemimpinan di organisasi yang besar diperlukan pemikiran dan tindakan yang besar pula serta kebijakan dan keputusan yang matang, bukanlah perkara mudah menjalankan hal tersebut. Di perlukan keterampilan dan kemampuan yang luar biasa dan teori – teori serta metode dalam melaksanakan kepemimpinan yang baik dari organisasi tersebut. Kebutuhan kepemimpinan saat ini jauh lebih besar daripada masa lalu, karena organisasi saat ini sangat rumit dan menghadapi berbagai tantangan yang sangat kuat baik dari tekanan internal maupun eksternal organisasi. Kepemimpinan merupakan suatu sumber daya sosial utama dan sangat penting.
Banyak orang mengira bahwa kepemimpinan di rumah sakit hanya bisa terpusat pada direktur rumah sakit. Padahal sebenarnya kepemimpinan harus ada disetiap orang yang memimpin unit baik pada jalur struktural maupun jalur fungsional, atau disetiap lini di rumah sakit. Kita sadar bahwa kepemimpinan direktur rumah sakit akan memiliki pengaruh yang cukup besar, karena sifat masyarakat kita yang masih menganut paternalistik. Pimpinan puncak harus seperti apa yang dibayangkan oleh para karyawannya. Berkaitan dengan hal tersebut maka pemimpin puncak harus berani melakukan perubahan mendasar untuk secara aktif menciptakan pemimpin-pemimpin pada tingkat menengah dan bawah. Sebagai gambaran, diperlukan pemimpin klinis dikalangan dokter dan pemimpin-pemimpin lain pada tingkatan yang berbeda diseluruh unit organisasi rumah sakit.
Tugas kepemimpinan seorang direktur rumah sakit yang utama adalah memberikan pembelajaran terhadap para pemimpin lainnya untuk berubah dan bertindak strategis. Menciptakan budaya organisasi yang kondusif, saling mendukung satu sama lain, saling menguatkan yang akan membangkitkan energi organisasi dalam menghadapi persaingan bebas. Kepemimpinan identik dengan mempengaruhi orang lain agar bersedia menjalankan tugasnya sesuai dengan tujuan organisasi. Karena sifatnya mempengaruhi orang lain yang juga memiliki hasrat yang sama untuk mempengaruhi orang lain, maka masalahnya tertumpu kepada bagaimana memberi pemahaman yang tepat agar orang yang dipimpin memahami betul siapa dirinya, dimana posisinya, apa peranannya, apa visinya, apa tujuannya, bagaimana cara kerjanya, apa standar dan targetnya, dan akhirnya apa yang akan didapat oleh mereka.
Sangat banyak keluhan para direktur rumah sakit bahwa mereka kesulitan menghadapi para dokter yang arogan, tidak disiplin terhadap prosedur, tidak disiplin waktu, atau tidak mau mengisi status pasien. Keluhan ini sebenarnya akibat dari kurangnya pemahaman semua pihak di internal rumah sakit. Inti kepemimpinan di rumah sakit adalah kemampuan mengendalikan emosi dengan arif. Bagaimana kita mampu bertahan dalam kondisi seburuk apapun, kita harus tetap tenang dalam menghadapi berbagai cercaan yang terselubung, pencemoohan bahkan penghinaan. Namun itulah resiko yang harus kita pikul karena kita pemimpin.

STRUKTUR ORGANISASI DI RUMAH SAKIT BESERTA TUGAS DAN FUNGSINYA
Sebagaimana kita ketahui bahwa rumah sakit itu di perlukan oleh banyak orang setiap hari nya karena rumah sakit adalah tempat untuk ber obat, dan hanya satu satu nya tempat paling legal atau satu satu nya tempat yg paling banyak di kunjungi oleh orang yang kurang sehat, hampir tiap hari orang bisa jatuh sakit dan mereka akan langsung pergi mencari rumah sakit oleh karena itu pada sebuah rumah sakt di butuhkan suatu organisasi agar semua berjalan dengan lancar, cepat dan juga efisien. Karena pada tiap harinya rumah sakit itu pasti di kunjungi oleh banyak pasien jd di butuhkan suatu organisasi agar para pasien dapat dilayani degan cepat. Dan juga suatu organisasi di rumah sakit berfungsi agar setiap intasi di dalamnya tau tujuan mereka untuk apa disana. Jadi secara garis besar organisasi di rumah sakit itu sangat dibutuh kan demi kelancaran rumah sakit tersebut karena jika kita liat dari banyak nya pengunjung tiap harinya, suatu organisasi sangat lah di butuh kan demi kelancaran-kelancaran tersebut. Bisa kita bayangkan jika di sebuah rumah sakit tidak mempunya organisasi, pasti akan terjadi sebuah chaos atau bisa di sebut sebuah kekacauan di dalem rumah sakit tersebut krn tidak adanya suatu organisasi. Karena pasti jika tidak ada organisasi, semua akan terasa repot dan tidak ada nya suatu aturan-aturan yang mengatur para pasien ataupun instasi yang ada di dalem lingkungan kerja rumah saki tersebut.
A. Pengertian Organisasi Rumah Sakit
Organisasi di rumah sakit adalah sebuah struktur yang di bangun oleh suatu elemen perusahaan atau dari rumah sakit sendiri tersebut yang memiliki tingkatan-tingkatan dan juga memiliki tugas masing-masing dan mereka saling membutuhkan satu sama lain. Dan organisasi tersebut berdiri di bawah naungan pemerintah maupun tidak. Rumah sakit yang tidak berda naungan pemerintah adalah rumah sakit swasta. Mereka berdiri dari orang yang memiliki rumah sakittersebut.
A.Direktur
Direktur Rumah Sakit Umum  mempunyai Tugas Pokok : Membantu dalam pengelolaan Rumah Sakit dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam menyelenggarakan tugas, Direktur RS mempunyai fungsi sebagai berikut ;
·         Perumusan kebijakan rumah sakit
·         Penyusunan Rencana Strategik Rumah Sakit
·         Penyelenggaraan pelayanan umum dibidang kesehatan
B.Bagian Tata Usaha
Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai Tugas Pokok: Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan kantor Rumah Sakit
Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut :
·         Penyusunan kebijakan bidang teknis administrasi perencanaan, adminstrasi umum dan kepegawaian serta adminstrasi keuangan dan asset Rumah Sakit 
·         Pembinaan, pengkoordinasian , pengendalian, pengawasan program dan kegiatan bagian tata usaha 
a)      Kepala Seksi Pelayanan Medik
Kepala Seksi Pelayanan Medik, mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi medis di RS
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas :
·         Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik ;
·         Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik;
·         Pembinaan, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik.
b)      Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan
Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan , mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi Pelayanan Keperawatan di RS
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas :
·         Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan;
·         Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan;
·         Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan.
c)      Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik
Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik, mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Medik dan Non Medik di RS.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik mempunyai tugas :
·         Penyusunan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik;
·         Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik;
·         Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi          .

C.  Bidang Pelayanan
Kepala Bidang Pelayanan, mempunyai Tugas Pokok : Merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas bidang pelayanan.
Dalam menyelenggarakan tugas, kepala bidang pelayanan mempunyai fungsi :
·         Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medik;
·         Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan keperawatan;
·         Penyelenggaraan dan pengadaan perlengkapan medik dan non medik.

                                                                             
D.  Bidang Penunjang
Kepala Bidang Penunjang, mempunyai Tugas Pokok : Merencanakan operasionalisasi , memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas bidang penunjang.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Bidang Penunjang  mempunyai    tugas:
·         Penyelenggaraan program dan kegiatan logistik dan diagnostik;
·         Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan sarana dan Prasarana;
·         Penyelenggaraan program dan kegiatan pengendalian instalasi.
·         Penyusunan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik ;
·         Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik;
1.      Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik
Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik , mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Logistik dan Diagnostik di RS.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik mempunyai tugas :
·         Penyusunan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik ;
·         Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik;
·         Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik..
2.      Kepala Seksi sarana dan Prasarana
Kepala seksi Sarana dan Prasarana, mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasiPerlengkapan sarana dan Prasarana di RS
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas :
·         Penyusunan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana;
·         Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana;
·         Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana.
3.      Kepala Seksi Pengendalian Instalasi
Kepala seksi Pengendalian Instalasi, mempunyai Tugas Pokok : Mempersiapkan, memperbaiki, dan memelihara sarana dan prasarana Instalasi RS
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pengendalian Instalasi mempunyai tugas :
·         Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pengendalian Instalasi;
·         Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan     Pengendalian Instalasian





MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT
1. Konsep Manajemen
Pada dasarnya, menejemen dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan organisasi dimana orang-orang bekerja sama dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Menurut MARY PARKER FOLLET mendefinisikan menejemen sebagai suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan dengan melalui orang lain. Definisi ini diartikan bahwa para menejer dalam mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, yang berarti tidak dilakukan sendiri, atau dapat dikiaskan sebagai berikut "menejer adalah satu orang tetapi mempunyai seribu tangan dan kaki".Menurut FAYOL H, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan merupakan unsur-unsur menejemen. Sedangkan alat menejemen untuk mencapai tujuan adalah yang disebut sebagai enam M yaitu man, money, materials,machine, methode dan markets yang diterjernahkan bebas sebagai manusia, uang, bahan, mesin, metode, dan pemasaran (Koontz, 1988).
2. Fungsi Manajemen di Rumah Wsakit
Secara ilmiah, seluruh kegiatan manajemen dapat dilihat secara fungsional (sisi manajemen dan sisi administrasi) yang melahirkan pengaturan secara fungsional dalam proses administrasi. Proses berarti serangkaian tahap kegiatan mulai dari menentukan sasaran sampai berakhirnya sasaran/tercapainya tujuan.
Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang fungsi/proses dari administrasi/manajemen, antara lain:
1. William H. Newman, menyebut “The work of Administrator/Manager” (Pekerjaan seorang Adminitrator/Manager) dapat dibagi dalam 5 proses (dengan akronim POASCO), yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Pengumpulan sumber (Assembling resources)
d. Pengendalian kerja (Supervising)
e. Pengawasan (COntrolling)
2. Koontz & O’Donnel, menyebut fungsi manager dengan akronim (POSDICO), yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Penyusunan pegawai (Staffing)
d. Pengendalian kerja (DIrecting)
e. Pengawasan (COntrolling)
3. George Terry, dalam bukunya: Principles of Management, menyebut proses daripada manajemen terdiri atas akronim POAC, yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Penggerakan (Actuating)
d. Pengawasan (Controlling)
Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah suatu proses yang sistematik berupa pengambilan keputusan tentang pemilihan sasaran, tujuan, strategi, kebijakan, bentuk program, pelaksanaan program dan penilaian keberhasilan. Perencanaan berarti pengambilan keputusan menyangkut pemilihan di antara berbagai alternatif dengan memperhitungkan perubahan apa yang terjadi (forecasting of chase). Tanggung jawab perencanaan tidak dapat dipisahkan sama sekali daripada penyelenggaraan manajemen (management performance), baik perencanaan pada tongkat pimpinan atas (top managers plan), tingkat pimpinan menengah (middle managers plan) maupun pada perencanaan pimpinan tingkat bawah (bottom managers plan).
Pengorganisasian (Organizing).
Pengorganisasian adalah proses pengelompokkan kegiatan yang diwadahkan dalam unit kerja (organisasi), untuk melaksanakan kegiatan yang direncakan. Pengorganissian menetapkan struktur organisasi, hubungan antara pemimpin dan bawahan, hubungan antar unit, penugasan, pelimpahan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan, menentukan koordinasi, kewenangan dan hubungan informasi baik horizontal maupun vertikal dalam struktur organisasi. Struktur organisasi bukan suatu tujuan, tetapi suatu alat dalam menyelesaikan tujuan organisasi. Struktur ini harus sesuai dengan tugas yang menggambarkan pembatasan-pembatasan atau persetujuan-persetujuan yang telah diletakkan pimpinan terhadap seseorang yang bekerja dalam organisasi itu.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Staffing)
Staffing adalah proses pengelolaan sumber daya manusia yang bertujuan untuk pengembangan dan pemberdayaan serta meningkatkan kemampuan, produktifitas, dan kntribusi anggota organisasi. Staffing berkaitan dengan penyusunan pegawai sesuai dengan jabatan yang ditetapkan dalam struktur organisasi. Pengelolaan ini merupakan aktifitas berantai yang dimulai dari perencanaan SDM sampai pengembangan organisasi pekerja. Untuk keperluan ini dengan sendirinya memerlukan pesyaratan penentuan tenaga kerja untuk suatu jabatan, inventarisasi, penilaian dan pemilihan calon untuk pengisian jabatan tersebut. Disamping itu juga perlu dipertimbangkan tentang gaji, latihan dan pengembangannya, baik bagi calon pegawai maupun pegawai tetap lainnya agar dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cara efektif.
Pembinaan kerja (Directing)
Merupakan tugas yang terus menerus di dalam pengambilan keputusan, yang berwujud suatu perintah khusus/umum dan instruksi-instruksi, dan bertindak sebagai pemimpin dalam suatu organisasi
Pengkoordinasian (Coordinating)
Merupakan kewajiban yang penting untuk menghubungkan berbagai kegiatan daripada pekerjaan.
Pelaporan (Reporting)
Pelaporan adalah usaha untuk selalu mengetahui apa yang sedang dilakukan, untuk keperluan pimpinan dan anggota organisasi maupun kelompok yang lain, melalui system pencatatan, komunikasi informasi, penelitian dan supervisi.
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dimaksudkan untuk mengetahui bahwa hasil pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin sesuai dengan rencana (“Seeing that the operating resulte conform as nearly as possible to the plan”). Hal ini menyangkut penentuan standar, artinya memperbandingkan antara kenyataan dengan standard dan bila perlu mengadakan koreksi/pembetulan apabila pelaksanaan pekerjaannya meyimpang daripada rencana.
Penganggaran (Budgeting)
Budgeting adalah usaha perencanaan anggaran, pengembangan sumber, penghitungan , pengelolaan, dan pengawasan pembiayaan.
Penilaian (Evaluating)
Penilaian adalah kegiatan sistematis dan terencana untuk mengukur, menilai, dan klasifikasi pelaksanaan dan keberhasilan program. Penilaian harus dikembangkan bersama perencanaan suatu program. Pengukuran pada kegiatan evaluasi dilakukan pada komponen Input-Proses-Output.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar