BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sesuatu hal dapat terjadi pada setiap orang, baik hal yang
buruk ataupun baik, seperti kondisi stress atau peningkatan kesehatan.
Pemahamantentang stress dan akibatnya
sangatlah penting bagi upaya pengobatan dan pencegahan stress itu
sendiri. Setiap orang mengalami sesuatu yang disebutstress sepanjang
kehidupannya. Masalah stress sering dihubungkan dengankehidupan modern dan sepertinya kehidupan modern merupakan sumber bermacam
gangguan stress. Para ahli telah banyak meneliti masalah stress,terutama yang bertalian dengan situasi dan
kondisi hidup.
Stres dapat memberikan stimulus
terhadap perkembang dan pertumbuhan, dan dalam hal ini stress adalah hal
positif dan diperlukan. Namun demikian, terlalu banyak stress dapat menimbulkan
gangguan-gangguan seperti, penyesuaian yang buruk, penyakit fisik
danketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap masalah.
Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya suatu hubungan
antara peristiwa kehidupan yang menegangkan atau penuh stress dengan
berbagaikelainan fisikdan psikiatrik (Yatkin & Labban, 1992).
Claude
Bernand, tahun 1867, adalah satu dari ahli fisiologi pertamayang mengenali konsekuensi stress. Ia menyatakan
perubahan dalamlingkungan internal dan eksternal dapat mengganggu fungsi
suatu organnismedan hal ini penting bagi organisme untuk mengadaptasi stressor
sehinggaorganisme tersebut dapat bertahan. Walter Cannon, tahun 1920,
menyelidikirespons fisiologis terhadap rangsangan emosional dan penekanan
fungsi adaptif dari reaksi ‘melawan atau lari’ (fight or flight). Cannon
jugamenunjukan bahwa respon ini adalah hasil dari pengaruh emosional padatubuh
dan bahwa respon selanjutnya adalah adaptif dan fisiologis (Robinson,1990)
B.
Rumusan
masalah
1. Apakah itu pengertian stres?
2. Apakah gejala stres?
3. Apakah ciri-ciri stress ?
3. Apa saja faktor
yang mempengaruhi stres?
4. Apakah itu
Koping dan Bagaimana cara mengatasi stres?
5.
Apa saja contoh stress yang mempengaruhi psikologi kesehatan ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian stres
2. Untuk mengetahui gejala stress
3. Untuk mengetahui ciri-ciri stress
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
stres
4. Untuk mengetahui
Koping dan Bagaimana cara mengatasi stres
5. Untuk mengetahui a contoh stress yang
mempengaruhi psikologi kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Stress
Stress menurut Hans Selye 1976
merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan
atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan stress
apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut
tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon
dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat
mengalami stress. Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan
psikologis. Stress dapat menyebabkan perasaan negative atau yang
berlawanandengan apa yang diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional.
Stress dapat menggangu cara seseorang dalam menyerap realitas, menyelesaikan masalah, berfikir secara umum dan hubungan
seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya stress dapat disebabkan oleh
sesuatu yang dinamakan stressor,stressor ialah stimuli yang mengawali atau
mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat diklasifikasikan sebagai
stressor internal atau eksternal.Stressor
internal berasal dari dalam diri seseorang (mis. Kondisi sakit,menopause,
dll ). Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang atau lingkuangan (mis. Kematian anggota keluarga,
masalah di tempat kerja, dll ).
Pengertian stress akan berbeda satu
dengan lainnya, hal ini bergantung dengan cara pandang seseorang dalam
mendefinisikannya. Ada beberapa pengertian yang perlu diketahui mahasiswa
yaitu,
a. Hans Selye,1976
Stress
adalah rspon tubuh yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan
beban atasnya.
b. Emanuelsen & Rosenlicht, 1986
Stress
didefinisikan sebagai respon fisik dan emosional terhadap tuntutan yang dialami
individu yang diiterpretasikan sebagai
sesuatu yang mengancam keseimbangan
c. Soeharto
Heerdjan, 1987
Stres
adalah suatu kekuatan yang mendesak ataumencekam, yang menimbulkan suatu
ketegangan dalam diri seseorang.
d. Maramis, 199
Secara
umum, yang dimaksud ³Stres adalah reaksi tubuhterhadap situasi yang menimbulkan
tekanan, perubahan,ketegangan emosi, dan lain-lain´. ³Stres adalah segala
masalahatau tuntutan penyesuaian diri, dan karena itu, sesuatu yangmengganggu
keseimbangan kita´
e. Vincent Cornelli, sebagai mana dikutip
oleh Grant Brecht(2000)
Stres
adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yangdisebabkan oleh perubahan dan
tuntutan kehidupan, yangdipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan
individudi dalam lingkungan tersebut.
f. Keliat, B.A. , 1999
Stress
adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres
disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian.
g. Lazarus &
Folkman , 1984
Stres
merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh individu dinilai
membebani atau melebihi kekuatannya dan
mengancam kesehatannya.
h. Spilberger (Handoyo, 2001)
Stress
adalah tuntutan eksternal yang mengenai seseorang,misalnya objek-objek dalam
lingkungan atau seatu stimulus yang secara objektif adalah berbahaya
B.
GEJALA STRES
Stres sifatnya universiality, yaitu
umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang
berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik individu, maka responnya
berbeda- beda untuk setiap orang. Seseorang yang mengalami stres dapat
mengalami perubahan-perubahan yang terjadi,
Cary Cooper dan
Alison Straw mengemukakan gejala stres dapat berupa tanda-tanda berikut ini :
1. Fisik, yaitu nafas
memburu, mulut dan tenggorokan kering, tangan lembab, merasa panas, otot-otot
tegang, pencernaan terganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit
kepala, salah urat dan gelisah.
2. Perilaku, yaitu
perasaan bingung, cemas, sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya, gelisah,
gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, susah konsentrasi, dan sebagainya.
3. Watak dan
kepribadian, yaitu sikap hati-hati yang berlebihan, menjadi lekas panik, kurang
percaya diri, penjengkel.
.
Menurut Braham, gejala stres dapat berupa tanda-tanda,sebagai berikut :
1. Fisik, yaitu sulit
tidur atau tidak dapat tidur teratur, sakit kepala, sulit buang air besar,
adanya gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal.
2. Emosional, yaitu
marah-marah, mudah tersinggung, terlalu sensitif,gelisah dan cemas, suasana
hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis.
3. Intelektual, yaitu
mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit berkonsentrasi, suka
melamun, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja
4. Interpersonal, yaitu
acuh, kurang percaya kepada orang lain, sering mengingkari janji, suka mencari
kesalahan orang lain, menutup diri, mudah menyalahkan orang lain.
C.
Ciri-ciri Stres
Ø Ciri-ciri stres yang baik:
1. Mengahadapi sesuatu
dengan penuh harapan untuk melawan rasa takut dalam diri.
2. Memiliki jadwal yang
sangat padat, tetapi didalam sela-sela jadwal yang padat itu ada aktivitas yang sangat diharapkandan
sangat dinikmati.
3. Memiliki komitmen
yang lebih terhadap apa yang Anda sayangi. Misalnya: pernikahan, menjadi
seorang ayah/ibu, menjadi pekerja, atau menjadi pegawai negeri.
4. Bekerja dengan tujuan
tertentu dan Anda tahu kecepatan Anda saat bergerak akan berkurang saat tujuan
itu tercapai atau bahkan saat baru akan tercapai.
5. Merasa tertantang,
siap dan bersemangat untuk menerima dan menyelesaikan tugas yang akan Anda
hadapi.
6. Merasakan kondisi
badan yang cukup lelah namun akhirnya akan menikmati tidur yang lelap dan
nyaman.
Ø Ciri-ciri stres yang jahat:
1. Menghadapi segala
sesuatu dengan perasan takut, resah, gelisah dan khawatir.
2. Memiliki jadwal yang
sangat padat, tetapi tak ada satupun yang dapat Anda nikmati dan mau tidak mau,
harus Anda penuhi kewajiban itu.
3. Merasa bahwa semua
yang Anda lakukan tidaklah penting, tidak memenuhi seluruh kebutuhan Anda, dan
tak sebanding dengan tenaga, pikiran dan waktu yang Anda curahkan.
4. Merasa tidak memegang
kendali dan selalu merasa panic seakan-akan tidak ada jalan keluar untuk
menyelesaikan tugas, merasa tidak ada selesainya, dan merasa tidak ada yang
membantu menyelesaikannya.
5. Merasa lebih baik
bekerja daripada berhenti/istirahat sejenak saat jam kerja.
6. Memiliki tidur yang
tidak lelap, tidur yang resah, sering sakit maag, sakit punggung dan mempunyai
sakit yang sifatnya menahun.
D.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Stress
Kondisi-kondisi yang cenderung
menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh
hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi
stressors. Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat
menyebabkan timbulnya stress yaitu :
1. Faktor Lingkungan
Keadaan
lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan
struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor lingkungan
terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi,
politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian
terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena
stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat.
Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan
pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan
dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang
digunakannya.
2.
Faktor Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat
menimbulkan stress yaitu role demands, interpersonal demands, organizational
structure dan organizational leadership.
Pengertian
dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas
dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk
memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi
tersebut.
b. Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya
dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu
dengan karyawan lainnya akan dapat menyeba bkan komunikasi yang tidak sehat.
Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan
kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara
karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.
c. Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana
keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur
pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja seorang
karyawan dalam organisasi.
d.
Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang
pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan
group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih
mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin
dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau
menekankan pada hal pekerjaan saja. Empat faktor organisasi di atas juga akan
menjadi batasan dalam mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari
tingkat stress itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu
pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam
mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana
semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima
sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins, 2001:563).
3. Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait
dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan
karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang
kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena
akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah
ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan
penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan
tersebut dengan seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap
individu yang dapat menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang
dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul
pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.
E.
Koping / Cara Mengatasi stress
Koping merupakan cara-cara yang
digunakan oleh indifidu unyuk menghadapi situasi yang menekan.Oleh karena itu
meskipun koping menjadi bagian dari penyesuaian diri,namun koping merupakan
istilah yang khusus digunakan untuk menunjukkan reaksi individu ketika
menghadapi tekanan/stress.
Ada berbagai macam koping.Pendapat
berbagai tokoh pun beragam.Ada yang menyebutkan istilah koping hanya untuk
cara-cara mengatasi persoalan yang sifatnya positif.Namun ada juga yang melihat
koping sebagai istilah yang netral.
Koping yang negatif menimbulkan
berbagai persoalan baru di kemudian hari,bahkan sangat mungkin memunculkan
berbagai gangguan pada diri individu yang bersangkutan.Sebaliknya koping yang
positif menjadikan individu semakin matang,dewasa dan bahagia dalam menjalani
kehidupannya.
Ada berbagai cara untuk mengatasi
stress.kalau akibat stres telah mempengaruhi fisik,dan bahkan menimbulkan
penyakit tertentu,peranan obat/medikasi biasanya diperlukan.namun obat itu
sendiri kurang efektif untuk mengatasi stress dalam jangka panjang.Ada efek
negatif bila menggunakan obat terus menerus.Disamping obat-obat tertentu
membutuhkan biaya yang mahal,obat juga bias mengakibatkan ketergantungan dan
bahkan membuat orang tertentu kebal terhadap obat tertentu.Untuk mencegah
dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat
dilakukan dengan cara :
1. Istirahat dan
Tidur
Istirahat dan
tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan istirahat
dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan
memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
2. Olah Raga atau
Latihan Teratur
Olah raga dan
latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan
fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari
pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting
menghasilkan keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan
kebugaran.
3. Berhenti
Merokok
Berhenti
merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat meningkatkan
ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.
4. Tidak
Mengkonsumsi Minuman Keras
Minuman keras
merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stres. Dengan
tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan semakin
baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak mengandung
alkohol.
5. Pengaturan
Berat Badan
Peningkatan
berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres karena
mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang seimbang
akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
6. Pengaturan
Waktu
Pengaturan
waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi stres.
Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan
fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan
waktu secara efektif dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas waktu. Seperti
menggunakan waktu untuk menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu
tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
7. Terapi
Psikofarmaka
Terapi ini
dengan menggunakan obat-obatan dalam mengalami stres yang dialami dengan cara memutuskan
jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga stresor psikososial yang
dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif afektif atau psikomotor yang dapat
mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang digunakan biasanya digunakan
adalah anti cemas dan anti depresi.
8. Terapi Somatik
Terapi ini
hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami sehingga
diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.
9. Psikoterapi
Terapi ini
dengan menggunakan teknik psikologis yang disesuaikan dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini
dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi redukatif di mana
psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan agar pasien mengalami
percaya diri, sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan
secara berulang. Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif, psikoterapi kognitif
dan lain-lain.
10. Terapi
Psikoreligius
Terapi ini
dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan psikologis
mengingat dalam mengatasi permasalahn psikologis mengingat dalam mengatasi atau
mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial,
dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.
11. Homeostatis
Merupakan suatu
keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang
dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami stres
yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri
untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa homeostatis
adalah suatu proses perubahaan yang terus menerus untuk memelihara stabilitas
dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Homeostatis
yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistemendokrin
dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostatis dapat terjadi dalam tubuh
manusia. Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat
melalui empat cara di antaranya:
a. Self regulation
di mana sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat sepertidalam
pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
b. Berkompensasi
yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidak normalan dalam tubuh.
c. Dengan cara
sistem umpan balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan
normal segera dirasakan dan diperbaiki dalam tubuh dimana apabila tubuh dalam
keadaan tidak normal akan secara sendiri mengadakan mekanisme umpan balik untuk
menyeimbangkan dari keadaan yang ada.
d. Cara umpan
balik untuk mengkoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis.
Pencegahan terhadap stres bisa
dilakukan dengan mengubah sikap hidup.Orang yang terlibat lebih aktif dengan
pekerjaan dan kehidupan masyarakat,lebih berorientasi pada tantangan dan
perubahan ,dan merasa dapat menguasai kejadian-kejadian dalam hidupnya adalah
orang yang tidak akan mudah terkena efek negatif stress.
F. CONTOH
STRESS YANG BERKAITAN DENGAN PSIKOLOGI KESEHATAN
1. perjalanan
penyakit yang diderita oleh laki-laki lansia berusia 58 tahun berakhir pada
kematian hingga menyebabkan keluarga dekatnya kehilangan dan akhirnya mengalami
stress. Kisah ini terjadi di afrika, saat itu seorang laki-laki tua usianya 58
tahun berasal dari india datang kerumah sakit afrika dengan keluhan nyeri dada.
Dia ditemani oleh istrinya yang berusia 35 tahun. Hasil dari EKG nya menunjukkan
adanya infark miokard posterior. akibat dari pemeriksaan ini laki-laki
tersebut akhirnya dirawat secara intensif.
2. stress
biasanya dapat menyebabkan obesitas karena, orang-orang yang mengalami stress
akan mempengaruhi tingkah lakunya. Seperti mengomsumsi makanan secara
berlebihan dan tidak teratur sehingga timbullah gangguan kesehatan.
BAB III
A.
KESIMPULAN
Stress menurut Hans Selye 1976
merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan
atau beban atasnya.
Manifestasi Stress ; Stres sifatnya
universiality, yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi cara
pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik
individu, maka responnya berbeda- beda untuk setiap orang.
Faktor yang mempengaruhi stress yaitu, faktor lingkungan,
faktor organisasi, dan faktor individu.
Koping merupakan cara-cara yang digunakan oleh indifidu
unyuk menghadapi situasi yang menekan.Oleh karena itu meskipun koping menjadi
bagian dari penyesuaian diri,namun koping merupakan istilah yang khusus
digunakan untuk menunjukkan reaksi individu ketika menghadapi tekanan/stress.
Ada
berbagai macam koping.Pendapat berbagai tokoh pun beragam.Ada yang menyebutkan
istilah koping hanya untuk cara-cara mengatasi persoalan yang sifatnya
positif.Namun ada juga yang melihat koping sebagai istilah yang netral.
Koping yang
negatif menimbulkan berbagai persoalan baru di kemudian hari,bahkan sangat
mungkin memunculkan berbagai gangguan pada diri individu yang
bersangkutan.Sebaliknya koping yang positif menjadikan individu semakin
matang,dewasa dan bahagia dalam menjalani kehidupannya.
B.
SARAN
Dengan adanya makalah ini semoga
dapat memberi manfaat bagi pembaca dan penyusun .
Untuk lebih waspada terhadap stress
dan cara mengatasinya
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Kesehatan Mental Konsep,Cakupan dan Perkembangan. oleh Siswanto,S.Psi.,M.Si.. 2007. Yogyakarta.
“5 Efek Positif Stres Bagi Kesehatan.” http://ciricara.com/2012/07/01/5-efek-positif-stres-bagi-kesehatan/
Destianti, Dena. “Strategi Mengatur Stres Dalam Psikologi
Kesehatan.” http://stikesdena.blogspot.com/2012/10/strategi-mengatur-stres-dalam-psikologi.html
“Gejala Stres.” http://kajianpsikologi.blogspot.com/2012/02/gejala-stress.html
Hendrata, Henricus E. A. “Faktor-Faktor Penyebab Stres dan Tips
Mengatasinya.” http://www.icoez.com/2013/04/faktor-faktor-penyebab-stress-dan-tips.html
Hibel, Diaz. “Dampak Negatif Stres.” http://diazhibel.wordpress.com/2010/11/11/dampak-negatif-stress/
“Mengenal Dampak Positif dan Negatif Stres.” http://suksesitubebas.com/2013/02/18/mengenal-dampak-positif-dan-negatif-stres/
Nuraziz, Falah K. “12 Cara Menghilangkan Stres.” http://falah-kharisma.blogspot.com/2013/03/12-cara-menghilangkan-stress.html
Yusinta, Annas. “Makalah Stres.” http://annazyusinta.blogspot.com/2011/03/makalah-stress.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar