Kamis, 24 Maret 2016

Mekanisme Dasar Penyakit kanker Payudara

Tugas Individu
MEKANISME DASAR PENYAKIT

“KANKER PAYUDARA”
OLEH :
NUR MUSLIMAH.N
70200113092
KESMAS C


JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2014


KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
            Puji syukur kita panjatkan atas khadirat Allah SWT yang telah memberi kesehatan, kesempatan, serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini yang  berjudul “KANKER PAYUDARA.”
            Banyak kendala yang saya hadapi. Namun berkat dorongan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Kesadaran kita bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Untuk itu segala kesalahan di dalam penulisan makalah ini mohon kiranya untuk di berikan kritik, masukan, serta saran demi mendapatkan makalah yang dapat berguna bagi kita semua. Mudah- mudahan makalah ini memiliki banyak manfaat bagi kita semua.

Penyusun ,
           







DAFTAR ISI
SAMPUL  ........................................................................................................ ………………...            
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ………………...             1
DAFTAR ISI ..................................................................................................... …………………                        2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... ………………...             3
A.    Latar belakang.................................................................................... ………………...             3
B.    Rumusan masalah  ............................................................................ ………………...             3
C.    Tujuan ………………………………………………………………………………………………   4
D.    Manfaat  ............................................................................................. ………………..             4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... ………………..             5
A.    Definisi Kanker Payudara.................................................................... ………………..             5
B.    Factor Risiko Kanker Payudara........................................................... ………………...             5
C.    Tanda dan Gejala Kanker Payudara.................................................... ………………..             6
D.    Pencegahan Kanker Payudara............................................................ ………………..             9
E.    Pengendalian Kanker Payudara.......................................................... ………………...             12
F.    Pandangan Islam Tentang Penyakit Kanker Payudara....................... ………………..             14
BAB III PENUTUP ........................................................................................... ………………...             16
A.    Kesimpulan ........................................................................................ .………………..             16
B.    Saran .................................................................................................. .………………..             16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... .………………..             17









BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang abnormal (tidak normal) dan pertumbuhannya tidak terkontrol. Ahli pengobatan telah menyatakan bahwa penyakit kanker disebabkan oleh banyak factor. Di Indonesia terdapat 10 jenis kanker yang paling banyak diketahui secara umum. Yaitu kanker serviks, urteri, payudara,kulit.
Dan dari 10 jenis kanker tersebut, kanker payudara yang termasuk jenis kanker yang paling banyak diderita oleh kaum wanita di Indonesia setelah kanker leher rahim terakhir ini. Dan hal dapat menyebabkan kematian.
Kanker payudara (carcinoma mammae) merupakan suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat.
Dalam menentukan lokasi kanker payudara payudara, payudara di bagi menjadi 4 kuadran yaitu, kuadran lateral (pinggir atas), lateral bawah, medial (tengah atas), dan median bawah.

B.            Rumusan masalah
1.      Apa definisi dari kanker payudara ?
2.      Apa sajakah factor risiko penyebab kanker payudara ?
3.      Apa tanda dan gejala dari kanker payudara ?
4.      Bagaimana cara pencegahan kanker payudara ?
5.      Bagaimana cara pengendalian kanker payudara ?
6.      Bagaimana pandangan Islam terhadap penyakit kanker payudara ?



C.            Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi dari kanker payudara
2.      Untuk mengetahui factor risiko dari kanker payudara
3.      Untuk mengetahui apa tanda dan gejala dari kanker payudara
4.      Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan kanker payudara
5.      Untuk mengetahui bagaimana cara pengendalian kanker payudara
6.      Untuk mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap penyakit kanker payudara.

D.           Manfaat
Dapat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan tentang penyakit kanker payudara dan bagaimana cara pencegahan dan pengendalian penyakit tersebut.




















BAB II
PEMBAHASAN
A.           Definisi Kanker Payudara
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang abnormal dan pertumbuhan yang tidak terkontrol. Sedangkan payudara /mamae/susu adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kanker payudara adalah kanker pada kelenjar mammae. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita oleh kaum wanita.
Penyakit ini telah diteliti oleh World Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International  Classification of Deseases (ICD). Berdasarkan data dari America Cancer Society sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis menderita kanker payudara dan tiap tahunnya diseluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal oleh karena penyakit ini.
Kanker payudara berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi 2 (dua) yaitu, kanker payudara invasif dan kanker payudara non invasif
a.      Kanker Payudara Invasif
Sel kanker yang merusak saluran dan dinding kelenjar susu serta menyerang lemak dan jaringan konektif payudara disekitarnya. Kanker dapat bersifat invasive (menyerang) tanpa selalu menyebar (metastatic) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.
b.      Kanker Payudara Non Invasif
Sel kanker terkunci dalam saluran susu dan tidak menyerang lemak dan jaringan konektif payudara disekitarnya. Ductal Carcinoma in situ (DCIS), merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi (90%). Lobular Carcinoma in situ (LCIS) meski lebih jarang, justru perlu lebih di waspadai karena merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara.

B.            Faktor Risiko Kanker Payudara
Tidak seperti kanker leher rahim yang dapat diketahui etiologi dengan perjalanan penyakitnya secara jelas. Kanker payudara belum dapat dijelaskan. Akan tetapi, sudah banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai kanker payudara. Yang menunjukkan adanya beberapa factor yang berhubungan dengan peningkatan risiko atau kemungkinan terjadinya kanker payudara.
Perlu di ingat, apabila seorang perempuan mempunyai factor risiko bukan berarti perempuan tersebut pasti akan menderita kanker payudara, tetapi factor tersebut pasti akan meningkatkan kemungkinan untuk terkena kanker payudara. Banyak perempuan yang mempunyai satu atau beberapa factor risiko tetapi tidak pernah menderita kanker payudara sampai akhir hidupnya.
Salah satu penelitian yang telah dilakukan yaitu di sebuah kota di Indonesia bahwa factor risiko kanker payudara meliputi :
1.      Usia
Semakin bertambahnya umur meningkatkan risiko kanker payudara
2.      Riwayat obesitas
Risiko pada kegemukan akan meningkat karena meningkatnya sintesis estrogen pada timbunan lemak yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan payudara.
3.      Riwayat keluarga ca.mammae
riwayat keluarga yang positif adalah faktor risiko ter­besar kanker payudara. Wanita-wanita dengan satu orang dari keluarga menderita kanker payudara mempunyai risiko dua kali lipat akan menderita kanker payudara, dan wanita-wanita yang terdapat dua  orang menderita kanker payudara mempunyai risiko 14 kali lipat lebih besar akan menderita kanker payudara, sedangkan 20% wanita yang menderita kanker payudara mempunyai riwayat keluarga jauh yang menderita kanker payudara.
4.      Pemberian asi
Risiko wanita yang tidak menyu­sui akan lebih besar terserang kanker. Kondisi ini dipengaruhi oleh mekanisme hormonal. Wanita menyusui akan mengeluarkan hormon yang disebut prolaktin. Di dalam tubuh, hor­mon prolaktin tersebut akan menekan paparan hormon estrogen dalam jumlah banyak dan waktu yang lama yang dapat memicu terjadinya kanker payudara.
5.      Menopause
6.      Menarche usia dini
Risiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum umur 12 tahun.
7.      Riwayat keterpaparan radiasi
Radiasi diduga meningkatkan risiko kejadian kanker payudara. Pemajanan terhadap radiasi setelah masa pubertas lebih dari 1 jam sehari dan sebelum usia 30 tahun meningkatkan risiko kanker payudara.
8.      Memakai pil kb pada penderita tumor jinak payudara
9.      Pernah mengalami infeksi, trauma, operasi tumor jinak payudara.
10.  Penggunaan hormone dan kontrasepsi oral
11.  Risiko TEV (Tromboemboli Vena) komplikasi yang sering terjadi pada para penderita  kanker.
12.  Gaya hidup yang kurang sehat
Konstribusi gaya hidup dalam peningkatan angka kejadian kanker payudara semakin dipertegas dalam jurnal “Breast Cancer in Young Women in Limited – Resource Enviroment” yang mengatakan bahwa gaya hidup yang tidak sehat dapat memperbesar risiko terkena Kanker Payudara. Oleh sebab itu, angka kejadian kanker payudara terus meningkat bahkan tidak hanya terjadi pada wanita diatas 50 tahun tetapi pada usia yang tergolong muda.

C.            Tanda dan gejala kanker payudara
Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena awal pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan mudah. Gejala umumnya baru di ketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut, karena pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak menganggu aktivitas.
Gejala-gejala kanker payudara yang tidak disadari dan tidak dirasakan pada stadium dini menyebabkan banyak penderita yang berobat dalam kondisi kanker stadium lanjut. Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan dan semakin memperkcil peluang untuk disembuhkan.
Meskipun tingkat kematian untuk kanker yang paling terus menurun di Kanada jumlah orang yang didiagnosis dengan jenis kanker akan terus meningkat dengan meningkatnya populasi dan umur. Kanada Cancer Society mengatakan : Di proyeksikan Kanada akan didiagnosis dengan kanker pada tahun 2012 (total yang mengecualikan sekitar 81300  kasus baru proyeksi kanker kulit nonmelanoma).
Bila kanker payudara dapat di ketahui secara dini maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan. Tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah terasa benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri. Gejala yang timbul saat penyakit memasuki stadium lanjut semakin banyak, seperti :
1.      Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan. Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat payudara ditekan karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.
2.      Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah karena terjadi pembengkakan.
3.      Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
4.      Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam dan yang tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan.
5.      Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari putting susu pada wanita yang sedang tidak hamil
6.      Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati
7.      Gatal-gatal pada payudara.
8.      Rasa sakit yang tidak berhubungan dengan menyusui atau menstruasi.
9.      Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peaud’orange) akibat dari neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan pitting kulit.
Pembagian stadium kanker payudara disesuaikan dengan aplikasi klinik yaitu,

Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang dibawahnya (otot). Besar otot 1-2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar.

Stadium II : Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5-5 cm, sudah ada satu atau beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm.

Stadium III A : Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5-10 cm, tapi masih bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama lain. Menurut data dari WHO, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini.

Stadium III B : Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara), ulserasi, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm .

Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, III). Tapi sudah disertai dengan kelenjar getah bening aksila suraklavikula dan metastasis jauh. Sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru, hati, otak, kulit, limfa yang ada didalam batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.

D.           Pencegahan kanker payudara
Pencegahan merupakan suatu usaha mencegah timbulnya kanker payudara atau mencegah kerusakan lebih lanjut yang diakibatkan kanker payudara. Usaha pencegahan dengan menghilangkan dan melindungi tubuh dari karsinogen dan mengelola kanker dengan baik.
Usaha pencegahan kanker payudara dapat berupa pencegahan primordial, pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tertier.
a.      Primordial
Membiasakan pola hidup sehat sejak dini dan menjauhi factor risiko kejadian kanker payudara. Seperti mengatur pola makan yang sehat, seimbang, dan beragam serta mengontrol berat badan
Beberapa makanan yang diduga kuat memberikan efek signifikan terhadap pencegahan penyakit kanker payudara adalah :
1.      Gandum
Dalam hal ini, gandum dapat di komsumsi dalam bentuk sereal dengan segelas susu setiap pagi. Setiap ½ gelas gandum memenuhi 10 gr kebutuhan serat yang digunakan tubuh untuk menurunkan tingkat estrogen. Para ahli berasumsi bahwa tingkat estrogen yang tinggi dalam tubuh akan merangsang pertumbuhan kanker payudara.
2.      Ikan salmon dan tuna
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di UCLA, Amerika, ditemukan bahwa wanita yang tinggal di daerah dekat sungai dan mengkomsumsi ikan salmon dan tuna setiap hari, memiliki risiko terkena kanker payudara sangat kecil. Kandungan zat omega -3 pada ikan tersebut , diduga sebagai penyebabnya.
3.      Wortel dan bayam
4.      Yoghurt
5.      Jus jeruk
6.      Susu kedelai
Kandungan Genestein yang terdapat dalam kedelai, diduga memberikan efek proteksi bagi tubuh terhadap kanker. Konsumsi susu kedelai dapat menekan kadar TEB (Terminal end buds) atau struktur yang menyebabkan pertumbuhan mamari.
7.      Minyak Zaitun
Antioksidan telah dipakai sejak lama untuk pencegahan Kanker Payudara. Antioksidan golongan polyphenol merupakan suatu golongan yang komponen penyusunannya bersifat lebih stabil sehingga digunakan dalam pencegahan kanker payudara. Salah satu tanaman tradisional yang mengandung polyphenol adalah minyak zaitun. Minyak zaitun merupakan produk minyak dari buah tanaman olive. Tanaman olive merupakan tanaman tradisional dari daerah Mediterrania.
b.      Primer
Pencegahan primer dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Antara lain :
1.      Meningkatkan kesadaran akan payudara itu sendiri
Lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri. Perhatian terhadap setiap perubahan pada payudara menjadi bagian penting perawatan kesehatan wanita. Kemampuan wanita untuk “Breast Aware” akan membantu proses pendeteksian dini kanker payudara. Ketelatenan wanita untuk melakukan SADARI pada periode berbeda akan meningkatkan kemampuan Breast Aware ini.
2.      Control terhadap penggunaan obat hormonal
3.      Menelusuri riwayat tumor/kanker payudara pada keluarga
4.      Pemberian ASI
Memberikan ASI pada anak setelah melahirkan selama mungkin dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara. Hal ini di sebabkan selama proses menyusui, tubuh akan memproduksi hormone oksitosin yang dapat mengurangi produksi hormon estrogen. Hormone estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan sel.
5.      Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Semua wanita di atas umur 20 tahun sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan untuk menemukan ada tidaknya benjolan pada payudara. Sebaiknya SADARI  dilakukan pada waktu 5-7 hari setelah menstruasi terakhir ketika payudara sudah tidak membengkak dan sudah menjadi lembut. Langkah-langkah SADARI dapat dilakukan sebagai berikut :
SADARI dengan berdiri :
a)      Berdiri tegak dengan tangan lurus kebawah atau lurus keatas
b)      Perhatikan bentuk payudara anda, apakah ada perubahan atau kelainan bentuk, benjolan, perubahan kulit payudara atau puting susu
c)      Pencet secara perlahan putting payudara, kemudian amati apakah ada cairan / secret yang keluar.
SADARI dengan berbaring :
a)      Berbaring dengan tangan kanan di bawah kepala dan letakkan bantal kecil dibawah punggung kanan.
b)      Raba payudara dengan gerakan lurus dari sisi luar kearah dalam payudara,
c)      Raba seluruh permukaan dengan cara melingkar searah jarum jam. Kemudian rasakan jika ada benjolan yang mencurigakan.
6.      Pemeriksaan Payudara oleh Tenaga Medis (SARANIS)
Jika pada SADARI, ditemukan tanda mencurigakan maka segera ke pusat palayanan kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan mammografi. Pemeriksaan Mammografi memiliki akurasi tinggi yaitu sekitar 90 %. Mammogarafi adalah pemeriksaan radiologi khusus menggunakan sinar-X dosis rendah untuk mendeteksi kelainan pada payudara seperti benjolan yang dirasakan pada payudara, tetapi keterpaparan terus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu factor risiko terjadinya kanker payudara.
Oleh karena itu, frekuensi mammografi akan disesuaikan dengan tingkatan usia dan kebutuhan tes. Mammografi biasanya dianjurkan oleh dokter untuk :
1.      Evaluasi
Bila terdapat kelainan pada payudara, misalnya rasa nyeri pada payudara, terasa benjolan pada payudara atau pada kelenjar getah bening ketiak, terjadi perubahan warna,bentuk,konsistensi pada payudara dan keluar cairan yang tidak normal dari putting payudara , kulit, atau putting.
2.      Deteksi Dini
Untuk mendeteksi kanker payudara walaupun tidak ada gejala sebagai bagian dari check up rutin.
Jika Kanker Payudara ditemukan lebih dini, kesempatan untuk sembuh dari kanker ini adalah sangat tinggi dan pengangkatan atau pembuangan terhadap payudara dapat jarang terjadi. Pada umumnya, tumor yang lebih kecil , lebih mudah diangkat seluruhnya tanpa bahwa harus mengangkat payudara seluruhnya (hanya tumornya saja).
Penelitian di Amerika,Swedia,dan Inggris telah di dapatkan Mammografi sangat berguna untuk deteksi kanker payudara terutama bila dikerjakan bersama-sama dengan pemeriksaan fisik penderita.

E.            Pengendalian Kanker Payudara
      Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para kaum wanita adalah kanker payudara. Salah satu penyebabnya adalah karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium lanjut. Semakin dini kanker payudara ditemukan, kemungkinan sembuhnya semakin besar, namun jika ditemukannya pada stadium lanjut, maka harus dilakukan pengangkatan payudara.
      Pada stadium lanjut, kanker payudara bias juga menyebar ke organ-organ lain seperti hati, tulang, paru-paru, dan otak. Jenis tindakan pengendalian bagi penderita Kanker yang positif Kanker Payudara agar dapat dilakukan pengobatan dan penanganan yang tepat seperti,
a.      Pembedahan
      Pembedahan dilakukan pada penderita yang berada pada stadium I dan II. Tindakan pembedahan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1.       Masektomi radikal (lumpektomi)
Yaitu, operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpektomi di rekomendasikan pada penderita yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya dipinggir payudara.
2.      Masektomi total (masektomi)
      Yaitu, operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelejar diketiak.
3.      Modified Masektomi Radikal
Yaitu, operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
b.      Radioterapi
         Radioterapi yaitu suatu penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara  setelah operasi.
         Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara berwarna hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau masektomi.
c.       Kemoterapi
         Kemoterapi merupakan proses obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh kanker. System ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
d.      Terapi Hormonal
         Terapi hormonal yaitu suatu metode untuk mengurangi pembentukan hormone yang dapat menghambat laju perkembangan sel kanker. Terapi hormonal disebut juga dengan therapy anti-estrogen karena system kerjanya menghambat atau menghentikan kemampuan homon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.
         Timbulnya kanker payudara ini memicu banyak hal yang dapat membuat si penderita menjadi trauma yang berlebihan. Pertumbuhan pasca trauma memang tidak mudah kadang – kadang penderita merasa sakit ketika ingin bangkit.
Nah yang harus dilakukan ada lima aspek yaitu,
1.      Berhubungan dengan orang lain
2.      Kemungkinan – kemungkinan baru / prioritas hidup baru
3.      Pertumbuhan pribadi
4.      Perubahan spiritual
5.      Apresiasi kehidupan/ pengalaman hidup.
         Hal ini dapat terwujud dengan melakukan pendekatan – pendekatan terapi tingkah laku kognitif (CBT), Dukungan Sosial (DS) dan Kelompok Kontrol (KK). Metode ini telah di uji cobakan dan menurut hasil penelitian yang telah dilakukan di sebuah Rumah Sakit kota Medan dengan memilih 15 partisipan pengidap kanker payudara dan membagi menjadi 3 kelompok yang terdiri 5 orang tiap kelompoknya. Kelompok pertama yaitu, CBT kelompok kedua DS, dan kelompok ketiga KK.
         Setelah mendapatkan hasilnya, ternyata kelompok CBT (terapi tingkah laku kognitif) lah yang ternyata telah mampu mengubah pola pemikiran penderita yang dulunya sering marah, putus asa, menyalahkan diri sendiri, menganggap dirinya tidak berguna menjadi lebih baik. Perilaku para penderita telah mengalami perubahan yang lebih memilki semangat untuk hidup.

F.             Pandangan Islam Tentang Penyakit Kanker Payudara
Sebagian besar manusia pasti sudah merasakan sakit. Penerimaan ketika sakit tentunya berbeda antara yang satu dengan yang lain. Ada orang yang sakit flu dan batuk saja merasa menerima musibah yang besar. Adapula orang mengidap kanker atau tumor ganas, tetapi merasa lapang, menerima sakitnya dengan sabar karena dia yakin bahwa semua penyakit datang dari Allah dan pasti ada obatnya. Sebenarnya apa pengertian sakit menurut Islam ?
Dalam hadist Thabrani dinyatakan bahwa “Seorang mukmin yang sakit, ia tidak mendapatkan pahala dari sakitnya, namun diampuni dosa-dosanya ?. ini berarti sakit pada manusia merupakan salah satu wujud kasih sayang Allah. Lalu, Apa yang harus kita lakukan ketika sakit ? kita harus mengeluhkan sakit kepada Allah dan ikhlas menerimanya. Disamping itu jangan lupa berobat kepada ahlinya.
Nabi menjelaskan bahwa ada dua macam penyakit sesuai dengan keadaan manusia yang terdiri dari tubuh jasad dan tubuh rohani. Untuk apa rohaniah adalah membaca Al-Quran dan untuk sakit fisik adalah materi, diantaranya madu. Dalam salah satu hadist riwayat Wailah bin Al Asqa ‘ disebutkan bahwa ketika seorang sahabat mengeluh sakit kerongkongan kepada rasulullah, maka beliau bersabda :
“Bacalah Al-Quran dan minumlah madu, karena membaca Al – Quran merupakan obat untuk penyakit” dan yang harus kita ketahui bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Hal ini berdasarkan hadist yaitu :
Abu Da’da berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit serta obat dan diadakannya bagi tiap penyakit obatnya, maka berobatlah kamu, tetapi janganlah kamu berobat dengan yang haram”. (HR. Abu Daud)

















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.      Kanker payudara adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang abnormal (tidak normal) dan pertumbuhannya tidak terkontrol pada payudara. Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat.
2.      Beberapa factor risiko dengan kejadian kanker payudara yaitu usia, menopause, radiasi di daerah dada, ada riwayat keluarga dengan kanker payudara, obesitas.
3.      Gejala dan tanda yang dapat ditimbulkan yaitu pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak menganggu aktivitas. Namun pada stadium lanjut akan timbul sebuah benjolan, terjadi pembengkakan, luka, hingga menimbulkan rasa sakit.
4.      Pencegahan kanker payudara dapat kita lakukan dengan menggunakan metode SADARI, serta pendeteksian secara dini.
5.       Namun, jika sudah terkena kanker kita dapat melakukan pembedahan, kemoterapi, terapi hormonal, dan radioterapi.
6.      Dalam islam dikatakan  ada dua macam penyakit sesuai dengan keadaan manusia yang terdiri dari tubuh jasad dan tubuh rohani. Untuk obat rohaniah adalah membaca AL Qur’an dan untuk sakit fisik adalah materi, diantaranya adalah meminum madu.
B.      Saran
           Dengan adanya makalah ini saya berharap kita khususnya para kaum wanita harus lebih waspada terhadap kanker payudara. Karena seperti yang kita ketahui bahwa sudah banyak kasus yang terjadi di Negara kita ini mengenai penyakit kanker payudara.  Olehnya itu, marilah kita melakukan pencegahan dengan cara pendeteksian dini agar mengurangi risiko terjadinya kanker payudara.



DAFTAR PUSTAKA
a.   Buku
Fitraini,Rini. 2011 .Kesehatan Reproduksi. Makassar: Alauddin University Press
Hasmi. 2011. Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: CV. Trans Info Media
Mira, Dwi W, S.Si.T. Buku Ajar Biologi Reproduksi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Manan,El. 2011.Basmi Keluhan-Keluhan Kesehatan Harian Dengan Obat-Obat  Alami.Yogyakarta:Buku Kita
Proverawati, Atikah.dkk.2009.Menstruasi Pertama Penuh Makna.Yogyakarta: Nuha Medika
Purnomo,Heru.2009.Pencegahan dan Pengobatan Penyakit yang Paling Mematikan Hipertensi,      Diabetes, Stroke,Kanker Payudara,Kanker Serviks,Kanker Rahim.Yogyakarta:Buana Pustaka
Rahma,Sitti Andi.2012.Fisiologi Laktasi.Makassar:Alauddin University Press
Raodhah,Sitti.2012. Penyakit tidak menular, factor dan pencegahan. Makassar:Alauddin University Press
Tihardimanto,Andi.Kaharuddin.2012.Sistem Reproduksi Wanita. Makassar: Alauddin University        Press
Widjaja, Rafelina.2009.Penyakit Kronis.Jakarta: Bee Media Indonesia
b.Situs Internet
Anggorowati, Lindra, 2013, “Faktor Risiko Kanker Payudara pada Wanita”. Kemas 8 (2), http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/viewFile/2635/2702 diakses 21/03/2014
C Suharti, 2013, “Tromboemboli Vena Kanker”. Volume 1 No.3, http://medicahospitalia.rskariadi.co.id/index.php/mh/article/viewFile/62/66 diakses 21/03/2014
Hashim, Muhammad, dkk, 2012, “Dampak Intervensi Kelompok Cognitive Behavorial Therapy dan Kelompok Dukungan Sosial dan Sikap Menghargai Diri Sendiri Pada Kalangan Penderita Kanker Payudara”. Volume 15 No.2, http://journal.ui.ac.id diakses 21/03/2014
Hartadi, Riyan, dkk,2009, “Deteksi Potensi Kanker Payudara pada Mammogram Menggunakan Metode Gray level Co-Occurrence Matrices, http://eprints.undip.ac.id/25566/1/M%28L2F002607%29.pdf diakses 21/03/2014
Kondro,Wayne,June2012,“Cancer Incidence Rises While Mortality Declines”, http://priscashery.mhs.unimus.ac.id/files/2012/11/prisca-TIK-Translite-02.pdf diakses 21/03/2014
Laksono, Sony P, dkk, 2011, “Persentase Distribusi Penyakit Genetik dan Penyakit yang Dapat Disebabkan Oleh Faktor Genetik  Serang”. Volume 3 No.2 , http://indonesia.digitaljournals.org diakses 21/03/2014
Manik, Novalina Tresia, dkk, 2009, “Riwayat Gaya Hidup Penderita Kanker Payudara”, http://journal.unpad.ac.id diakses 21/03/2014
Pradiyandari, GAP Ratih,dkk ,2009, “Peranan minyak Zaitun Sebagai Pencegah Kanker”, http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/viewFile/7896/5979 diakses 21/03/2014
Rahmah, ade fitri, dkk,2011, “Post Traumatic Growth pada Penderita Kanker Payudara”. Humanitas Volume VIII No.2, http://www.journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/viewFile/236/84 diakses 21/03/2014
Tanriono, Syendi, dkk, 2012, “Breast Cancer Histopathology For Januari 2012-Desember 2012”, http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/viewFile/3741/3264 diakses 21/03/2014